Menelusuri jejak malam semarang yang semakin malam terasa semakin sepi. Dibalik kesunyian dan dinginnya Semarang yang berbalut jubah malam para pengelana malam berkantong tebal, bernafas AC dan berstir bulat mulai menunjukkan wajahnya. Semarang, kota transit bisnis dan bukan tujuan utama wisata. Yang ada disini hanya hotel untuk mengelola bisnis dan beragam kuliner yang siap memanjakan sampeyan. Melenakan dan menghanyutkan. Tren kota besar dimana eksekutif muda dapat mencari kesenangan. Menghabiskan gepokan rupiah yang baru saja diretas. Semarang mulai bersolek. Hotel hotel besar mulai berinvestasi, satu demi satu hotel berbintang menancapkan fondasi raksasanya dibumi semarang. Pola hidup hedonis yang dulu belum ada mulai muncul. Klub klub malam mulai banyak berdiri. Tempat tempat melepas penat mulai dari panti pijat, karaoke club, dan pub pub kelas atas pun bermunculan. Tercatat mulai pioneer tempat dugem (dunia gemerlap Semarang) mulai dari Embassy club, Disusul Astro Caffe, Infussion caffe, Hugos Caffe, Starqueen discotique, Lipstik, Mantra cafe, E plaza dan masih banyak lagi yang lain.
Series 1 dari jalan malam dimulai dari sini. Saya pengelana malam. Saat sampeyan berkutat pada komputer. Saat guling bantal begitu menggoda, saat istri anda serasa begitu menggairahkan saya akan berjalan jalan. Menembus dingin, menembus malam, menguak misteri dan tetap jengjeng kere. ini review club malam diseluruh semarang. Semoga dapat menjadi informasi yang mungkin akan berguna kelak.
Saya mulai dari yang sudah berlalu masa jayanya sampai yang sedang mengalami masa jaya di Semarang saat ini. Penelusuran dimulai, selamat mengikuti dan mari hunting bersama.
1. Astro Caffe.
Tempat HangOut berlabel “Tempat nongkrongnya anak muda Semarang” ini berlokasi di Java Mall. Berstandard kelas atas dengan dance floor yang menurut saya kurang luas untuk ajojing. Musik dan DJ yang ditawarkan mempunyai jadwal reguler sehingga acara yang digelar terkesan itu itu saja. Jadwal manggung band band RnB Semarang hanya mampu menolong income bagi Astro. Cocktailnya tidak terlalu istimewa. Menawarkan menu menu internasional sekelas Long Island dan Tequila lemon. Bidikan pasar yang semula eksekutif muda ternyata agak sedikit meleset menjadi tempat berkumpul ABG dan para korps putih abu abu yang secara tidak langsung ikut sedikit demi sedikit mengurangi supremasi dan income Caffe yang lebih banyak dari open bottle. ticketing tentu tidak banyak menolong.
2. Embassy Caffe.
Sebagai salah satu awal pendiri dan permulaan perintisan clum malam disemarang. Saya sendiri belum pernah mencoba Embassy Semarang. Saya pernah mencoba Embassy Jogja. Tapi kayaknya memang standardnya lain. Berlokasi di lantai 4 Plasa Matahari (sekarang menjadi Hugos Caffe). Memang susah menjadi yang paling awal. Istilahnya baru pengenalan pada semarang. sayang iklim semarang kala itu belum mendukung adanya tempat nongkrong berkelas macam itu dimasanya, disayangkan, mengingat reputasi embassy sebagai salah satu club terbesar di kota kota besar seluruh Indonesia. Akhirnya kelegendarisan Embassy berakhir dibelantara Semarang yang kejam.
3. Starqueen Club
Sempat menjadi primadona tempat dugem di Semarang. Konsep lain memang ditawarkan disini. Kalau kebanyakan club malam disemarang menawarkan konsep lounge and bar. Starqueen lebih mengarahkan konsep pada one stop music dengan tema diskotik dengan suguhan musik remix dari lagu lagu hits top 40. Jarang DJ yang memainkan musik racikannya. Space 2 lantai yang sangat lebar dan dance floor yang nyaman seharusnya menjadi nilai lebih dari club ini. Lantai 1 merupakan area berisikan meja meja santai dan dance floor serta panggung. Lantai 2 adalah eksekutif room dimana orang berkantong tebal dapat berpesta sebebasnya dan sepuasnya. Bartender siap memanjakan sampeyan dengan racikan air api yang memabukkan. Bartender paling kreatif se Semarang kalau boleh saya berpendapat. Koktail yang ditawarkan sangat beragam. RED DEVILS nya pantas dicoba. Saya berkesempatan mencoba beberapa jenis koktail khas starqueen kala dijamu diulang tahun salah satu kolega saya disana. Blue daimond nya juga asik. Pada saat masa jayanya bahkan Elite Indonesia sekelas Tommy Soeharto dijamu disini.
4. Lipstik Lounge
Saudara kandung Starqueen ini menawarka konsep berbeda. kalau starqueen menawarkan konsep diskotik, Lipstik menawarkan konsep lebih santai. tak jarang event seperti malam nostalgia with Koes Plus mania digelar. seringkali DJ juga menghias dance floor, tapi konsep awal yang ditawarkan disini memang lebih santai. keduanya berlokasi ditempat yang kurang strategis karena tidak berada ditengah kota. Keduanya berlokasi didaerah agak masuk. Jalan ki mangun sarkoro kalau ngga salah. Silahkan sampeyan kalau dari tugu muda ambil jurusan yang ke stasiun poncol. Nanti sebelum sampai stasiun poncol ada POM bensin. Lha ada jalan masuk itu sampeyan lurus terus saja sampai nanti ada plang gede banget tulisannya LIPSTIK CAFE berarti anda sudah deket. Langsung aja belok kanan. Lha disitulah lokasi Starqueen dan Lipstik.
Takut kepanjangan postingnya. Serie 1 berakhir sampai disini. Silahkan mau requess review tempat hiburan mana disemarang. Kalau bisa nanti saya review. Senang sampeyan sudah kerso mampir. Kapan kapan mampir lagi kemari. Suwun.